Kamis, 20 Mei 2021

Latihan Berbuat Baik (Model Implementasi 4M)

 



Sejatinya manusia terlahir dalam keadaan suci dan bersih tanpa noda, hal ini sejalan dengan hadits nabi Kullu Mauludin Yuladu ‘alal Fitroh, kemudian beberapa teori juga banyak yang membahas tentang ini antara lain Jhon Locke dengan asas empirisme menyatakan bahwa “seseorang terlahir kedunia seperti kertas kosong atau meja yang dilapisi oleh lilin (Tabula Rasa)”. Kemudian Jean Jacques Rousseau dengan asas naturalisme menyebutkan bahwa “seseorang terlahir ke dunia dalam pembawaan baik, kemudian menjadi buruk oleh campur tangan manusia, tidak ada manusia yang terlahir buruk”. Jika manusia itu lahir dalam keadaan suci, bersih dan baik, maka pertanyaannya kenapa masih banyak keburukan yang dilakukan manusia?

Senin, 31 Agustus 2020

Ilustrasi Harus Berani Keluar Dari Zona Nyaman

 


Suatu hari seorang raja mendapat hadiah dua ekor anak burung elang. Lalu dia berpikir, akan jadi lebih baik jika elang ini dilatih untuk terbang tinggi. Ia pun memanggil pelatih burung yang kesohor di negerinya untuk melatih dua ekor anak elang ini. Setelah beberapa bulan, pelatih burung ini melapor bahwa seekor elang telah terbang tinggi dan melayang-layang di angkasa. Namun yang seekor lagi tidak beranjak dari pohonnya. Sang raja pun memanggil semua ahli hewan untuk memeriksa elang kesayangannya ini namun tidak ada yang berhasil melatih elang ini terbang. Berbagai usaha telah dilakukan, tetapi elang ini tak kunjung bergerak dari dahannya. Kemudian sang raja bertemu dengan seorang petani yang ahli akan sifat elang, ia pun meminta bantuan petani itu. Keesokan harinya ketika sang raja mengunjungi elang ini, ia kaget melihat elang ini sudah terbang tinggi. Dengan penuh penasaran sang raja bertanya kepada petani, apa yang ia lakukan. Petani menjawab, “Saya hanya memotong cabang pohon yang selama ini dihinggapi.” Dahan itu lah rupanya yang membuatnya selama ini merasa nyaman sehingga malas untuk terbang. Kita dilahirkan sebagai pemenang, kita ditakdirkan untuk terbang tinggi. Namun, ada di antara kita yang memegang terlalu erat rasa takutnya. Ia tak mau melepaskan ketakutan itu dan tak beranjak dari posisinya. Atau terkadang ia terlalu erat menggenggam zona kenyamanan, hingga takut dan tak mau melepaskannya. Takut capek Takut ditolak Takut kerja keras Takut mencoba Takut rugi Takut kerepotan Takut tak bisa berkembang Takut gagal Takut pindah Takut diejek Takut tak bisa Takut berinvestasi Takut prospek Takut sharing Takut belajar Takut mengembangkan diri Takut … Lepaskan segala ketakutan itu, lepaskan zona kenyamanan itu, kenali diri, tumbuhkan kekuatan dan rasa percaya diri kita. Maka kita akan terbang tinggi. Kenali diri dan potensi kita karena takdir kita adalah menjadi seorang pemenang. Berani bermimpi. Berani melangkah. Berani berjuang habis-habisan. Sampai akhirnya kita sukses terbang tinggi. #KeepYourSpiritUp #BeraniKeluarDariZonaNyaman

Selasa, 23 Juni 2020

Harus Berani Keluar dari Zona Nyaman (seri inspiratif)



Seringkali kita mendengar zona nyaman bahkan lebih familiar dengan istilah comport zone. Menurut pakar Behavioural Psychology, A.K. White bahwa zona nyaman adalah sebuah keadaan di mana seseorang merasa terbiasa dan nyaman karena mampu mengontrol lingkungannya. Banyak sekali kita jumpai tipe orang yang merasa nyaman dengan kondisi saat ini, hal ini wajar karena ketika ia melakukan aktifitas nyaris tidak mengalami hambatan dan tantangan, sehingga yang terjadi adalah type orang seperti ini selalu terjebak dalam rutinitas, kalau ia seorang pekerja maka ia akan merasa nyaman pada saat ia menerima salary atau gaji yang sudah mencukupi kebutuhan yang ia inginkan, biasanya kecenderungan tipe ini selalu apatis terhadap lingkungan kerjanya, yang penting kerjaannya sendiri selesai dan tidak peduli dengan peningkatan organisasi. Kalaupun ada ancaman terhadap kelangsungan organisasi ia selalu mencari posisi aman dan tidak pernah mau ikut mengambil risiko.

Minggu, 21 Juni 2020

Segera Ganti Kecewa dengan Bahagia (seri inspiratif)



Perasaan kecewa adalah situasi apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Perasaan seperti ini wajar dialami oleh kita ketika menghadapi situasi di atas, tetapi menjadi tidak wajar jika kecewa itu berkepanjangan sehingga sebagian aktifitas terganggu. Menurut Kartono dan Gulo dalam bukunya Kamus Psikologi (1987) menyebutkan bahwa, psikosomatis adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis atau gangguan fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hakim T dalam bukunya Mengatasi Gangguan mental dan fisik (2004) juga menyebutkan bahwa keluhan-keluhan psikosomatis dapat berupa, jantung berdebar-debar, sakit maag, sakit kepala (pusing, migren), sesak nafas dan lesu. Dengan demikian ternyata kecewa yang berkepanjangan akan berbahaya bagi kesehatan pisik kita. Selain itu kecewa yang berkepanjangan juga akan mempengaruhi produktifitas kita dalam bekerja.

Untuk itu, pada saat kekecewaan datang karena hasil usaha tidak sesuai yang diharapkan, maka segeralah ganti kecewa dengan perasaan bahagia. Secara teori mudah tetapi dalam praktek susah dilaksanakan. Maka mulailah latihan untuk mengganti rasa kecewa dengan perasaan bahagia, paling tidak sesi latihan ini jika dilakukan terus menerus hasilnya akan nampak, yaitu disaat menghadapi rasa kecewa, perasaan itu tidak akan berlangsung lama. Ini sangat dimungkinkan karena sudah terbiasa.  

Orang-orang sukses selalu memulai nya dari kegagalan-kegagalan usaha yang dilakukan, lantas kemudian dari kegagalan itu dijadikan pelajaran atau evaluasi apa penyebab kegagalan tersebut. Orang-orang ini tangguh dan terlatih menghadapi kekecewaan, tidak mudah menyerah. Oleh karena itu jangan lah kecewa yang berkepanjangan, selain mengakibatkan penyakit fisik juga membuat tidak produktif. Bagi kita yang meyakini adanya Tuhan Sang Pencipta, ketika kekecewaan ini datang kita wajib berperasangka baik kepada Tuhan (khusnudzon), mungkin Sang Pencipta yang lebih mengetahui apa yang  terbaik buat kita. Saya akan mengutip ayat dalam Al-Qur’an yang memberi motivasi buat kita untuk tidak berlama-lama dalam kekecewaan :

وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

... tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS.2 : 216)

Segeralah ganti kecewa dengan bahagia, semoga ... (ahid).

Minggu, 14 Juni 2020

Orang Tangguh Adalah Yang Mampu Beradaptasi (seri inspiratif)




Ketangguhan seseorang tercermin dari sikap dan perilaku, orang tangguh terlihat tenang dalam menghadapi semua persoalan, sesulit apapun persoalan yang dihadapi ia akan berhasil keluar mengatasinya.
Sesunggunya kita tidak dapat menghindari persoalan, tetapi didalamnya ada dua pilihan yaitu menyerah atau melawan, tinggal kita mau pilih yang mana. Terkadang kita pesismis dalam mengatasi persoalan, padahal rasa pesimis itu justru berkontribusi besar dalam kegagalan dalam mengatasi persoalan. Harusnya dalam setiap situasi apapun ketika menghadapi persoalan kita senantiasa harus optimis, karena optimis itu mampu menambah energi positip untuk keluar dari persoalan maupun beban hidup.
Sudah menjadi fitrah manusia, bahwa tujuan hidupnya untuk berhasil (survival) dan sukses dalam semua tantangan yang dihadapi, tetapi tidak sedikit yang gagal ketika akan mencapainya. Biasanya persoalan akan muncul pada saat kita masuk dalam lingkungan baru, ini disebabkan lingkungan baru itu suasananya tidak seperti yang kita harapkan. Contoh kongkritnya adalah di masa pandemi covid 19, sebelum adanya pandemi ini kebiasaan kita hidup bermasyarakat bebas, tetapi begitu pandemi covid terjadi, maka suasana baru muncul, yaitu wajib menggunakan masker, menjaga jarak (phyisical distancing), menghindari kerumunan (social distancing), himbauan cuci tangan dan sebagainya.

Tangguh atau tidaknya seseorang akan terlihat dari sikapnya menghadapi suasana baru pandemi covid 19,  orang yang tangguh akan menyikapi suasana pandemi covid ini dengan tenang dan langsung menyesuaikan diri (adaptasi), ia mulai membiasakan diri menggunakan masker, selalu cuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas, menghindari kerumunan, tidak melakukan aktifitas yang tidak perlu di luar rumah. Sebaliknya bagi yang tidak tangguh dalam menghadapi kondisi covid 19 ini selalu mengeluh dengan kondisi dan tidak berusaha untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan, seolah tidak percaya jika pandemi ini sangat berbahaya.
Begitu juga contoh lainnya dalam pekerjaan, apabila kita tidak cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, maka kita akan kesulitan mencapai keberhasilan dan kesuksesan, kita akan memaksakan kebiasaan lama, padahal kebiasaan tersebut sudah ditinggalkan dilingkungan baru. Untuk itu jika kita akan berhasil dan sukses maka segeralah beradptasi dengan situasi dan kondisi yang ada.

Jangan pesimis, karena kita sebagai manusia telah dikaruniai modal yang sungguh luar biasa dari Allah SWT. Bagi orang yang normal, pasti akan menjawab dengan “tidak” ketika ada pertanyaan “apakah sebelah kaki anda akan anda jual dengan nilai Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta) ?” berarti kita sudah punya modal 1 milyar dari dua kaki kita, belum lagi dengan indera tubuh lainnya, ternyata kita semua sungguh sangat punya modal yang besar, harusnya kita bisa optimis menghadapi semua persoalan yang pada gilirannya kita dapat mencapai keberhasilan dan kesuksesan disituasi apapun. (ahid).

Kamis, 26 Maret 2020

Mencari Hikmah dibalik Musibah (Menyikapi Wabah Covid 19 sampai di Indonesia)



Wabah Virus Corona yang terkenal dengan istilah Covid 19 (Corona Virus Disease 2019) mulai terjadi di Wuhan yang merupakan Ibukota Provinsi Hubei Tiongkok sekitar akhir 2019 lalu, yang beritanya meluas, sebagian kita masih menganggap hal biasa saja sehingga seluruh aktifitas masih berjalan sebagaimana mestinya. Paling tidak sampai bulan Januari 2020 sebagian kita masih menganggap biasa-biasa saja, barulah setelah terjadi tragedi di kapal pesiar “Diamond Princess” yang bersandar di Pelabuhan Yokohama Jepang  di awal bulan Pebruari 2020 mulailah sedikit dari kita memperhatikan betapa luar biasanya jenis virus yang menyebar ini.  Pemerintah Indonesia dengan berbagai upaya mulai memikirkan Warga Negara Indonesia yang ada di Wuhan begitu pula yang ada di Kapal Pesiar “Diamond Princess” dan berhasil dengan sukses. Kita semakin serius ketika ada warga Depok yang terpapar bahkan rumahnya sempat dipasang Police Line.  

Seiring perjalanan waktu saat saya menulis ini menurut berita yang dilansir oleh situs www.covid19.go.id update data situasi virus corona sebagai berikut :       



Data di atas sangat memperihatinkan dan sudah sepatutnya di waspadai, dengan kata lain saya ingin mengatakan “wabah virus corona ini bukan mimpi dan penyebarannya sangat cepat, jadi ini merupakan hal serius!!!”.

Untuk itu himbauan pemerintah untuk menerapkan social distancing atau menjaga jarak sosial wajib kita patuhi. Implementasi social distancing mulai diterapkan, sekolah sudah menerapkan belajar dari rumah, beberapa instansi pemerintah dan dunia usaha sudah menerapkan Work From Home, Kapolri sudah menerbitkan maklumat  Nomor Mak/2/III/2020 tanggal 19 Maret 2020 yang intinya Kapolri melarang semua kegiatan yang berpotensi bisa mengumpulkan orang banyak atau massa. Baik itu yang berada di tempat umum atau di lingkungan masing-masing. Apakah itu berbentuk pertemuan sosial, budaya, keagamaan dan aliran kepercayaan, seperti seminar, lokakarya, sarasehan, dan kegiatan lainnya.  
Dampak dari semua itu, yang saya rasakan langsung adalah perjalanan saya ke kantor yang biasanya ditempuh sekitar 1 – 1 ½ jam menjadi 30 menit saja, karena jalan-jalan di Jakarta sangat minim kendaraan yang lalu lalang. Saya termasuk dalam kategori yang wajib datang kekantor.

Ternyata, melihat kondisi yang sudah saya tulis di atas persoalan covid 19 ini serius banget, jangan menganggap enteng karena mungkin kita atau keluarga dekat kita belum terpapar, maka sebelum terlambat kita wajib waspadai dengan cara :
1.     Patuhi kebijakan pemerintah
2.     Menghindari kerumunan massa
3.     Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah beraktifitas
4.     Keluar rumah untuk hal-hal yang sangat perlu saja
5.     Menjaga daya tahan tubuh
6.     Beristirahat yang cukup
7.     Batasi komentar negatif di media sosial terkait dengan covid 19
8.     Berdo’a kepada Allah semoga musibah ini cepat berakhir

Sebagai orang yang beriman dan mengakui adanya kekuasaan Allah atas apa yang sedang terjadi, kita sebagai manusia wajib sabar menghadapi semuanya. Allah SWT. Sudah menyatakan dalam QS.2:155 :

 




Artinya :
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.

Dengan cara sabar, mental kita akan menjadi kuat, tabah jiwanya dan semakin semangat menghadapi apapun musibah yang terjadi. Keyakinan akan pertolongan Allah akan segera datang. Bahkan Allah SWT sudah juga mengingatkan bahwa “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Asy-Sarh:6).


Yang perlu kita lakukan saat ini adalah tenang dan jangan gelisah atau panik, karena kegelisahan dan kepanikan menurut ilmu kesehatan akan mengurangi daya tahan tubuh, dengan melemahnya daya tahan tubuh maka corona akan mudah masuk ketubuh kita. Namun demikian kita wajib tetap waspada dengan cara paling tidak kita wajib melakukan delapan point yang sudah saya sebutkan di atas.

Selanjutnya mari kita semua mencari hikmah dari musibah ini, masing-masing kita patut instropeksi diri (muhassabah), mari merenung sejenak kira-kira hikmah apa yang bisa diambil dari kondisi ini.

Menurut saya, paling tidak ada beberapa hikmah yang dapat diambil, yaitu :
1.     Meningkatnya Kedekatan Kita Dengan Sang Pencipta
Bagi kita yang beriman, akan menggunakan semua kesempatan dengan mengembalikan musibah, wabah, atau apapun namanya kepada sang pemilik alam yaitu Allah SWT. Namun sebagai manusia wajib hukumnya ikhtiar selain mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari seperti cuci tangan, jaga jarak sosial, dan lain-lain. Namun juga jangan lupa berserah diri  dengan memanjatkan do’a agar kita semua terlindungi dari musibah ini.
2.     Tumbuhnya kesadaran persatuan dan kesatuan.
Tugas menangani penyebaran Covid 19 bukan hanya terletak pada pemerintah, semuanya wajib terlibat. Sederhananya pemerintah bertugas melindungi masyarakat dengan cara menerbitkan regulasi, mengobati melalui tenaga-tenaga medisnya, dan menyiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan tugas negara terhadap warganya. Sedangkan bagi kita masyarakat wajib berperan untuk mengikuti seruan pemerintah, seperti mengikuti himbauan untuk menerapkan social distancing .
Saya berkeyakinan jika kita bersatu padu untuk melawan penyebaran covid 19, maka upaya yang dilakukan akan membuahkan hasil secepatnya kita terbebas dari wabah yang sangat mengerikan ini.

3.     Waktunya untuk berbagi.
Ajaran agama manapun, memerintahkan untuk selalu berbuat kebaikan. Kondisi saat ini adalah kondisi yang dilematis, disatu sisi kita dibatasi untuk beraktifitas, dan dilain sisi kita juga harus memenuhi kebutuhan dasar. Sementara untuk memenuhi kebutuhan hidup, sebagian dari kita harus melakukan aktifitas. Nah.. saat inilah waktu yang tepat bagi kita yang mampu untuk berbagi kepada saudara-saudara kita yang memang aktifitasnya terbatas untuk memenuhi kebutuhan dar hidupnya. Mulailah dari hal sederhana misalnya saudara-saudara kita yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya harus terpaksa keluar rumah, sementara diluar sepi sehingga penghasilannya berkurang bahkan sama sekali tidak mendapatkan penghasilan. Caranya bermacam-macam dari mulai mendonasikan kepada lembaga-lembaga yang ada atau dapat lansgung memberi materi jika kita tahu saudara kita benar-benar terdampak.

4.     Meningkatnya Pola Hidup Sehat
Jika selama ini kita belum teratur dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan, maka saatnya kita untuk disiplin menjaga kebersihan, seperti selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah beraktifitas. Hal-hal yang dilakukan secara berulang maka akan menjadi kebiasaan, kalau selama ini kita sebagai umat Islam wajib mencuci tangan sehari semalam minimal 5 kali pada saat berwudhu, saatnya sekarang ditambah, selain berwudhu cuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah beraktifitas. Selanjutnya istirahat yang cukup dan perbanyak konsumsi sayur dan buah.

Selain hikmah di atas, tentunya masih banyak hikmah lain yang bisa didapat silahkan semua kita merenung saat ini, ternyata kita tidak ada apa-apanya sehebat apapun materi dan status sosial yang dimiliki saat musibah ini datang kepada kita.

Akhirnya tetap waspada dengan disiplin mengikuti standar penanganan penyebaran covid 19. Tetap semangat yang akan menambah imunitas tubuh dan persiapkan diri kita masing-masing untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan 1441 H satu bulan kedepan dengan hati yang bersih. Sekali lagi semoga Allah SWT melindungi kita semua dari segala mara bahaya dan musibah sehingga kondisi saat ini dapat segera berakhir.

Wallahu’alam bishowab.
Jakarta, 26 Maret 2020 M/1 Sya’ban 1441 H.

Latihan Berbuat Baik (Model Implementasi 4M)

  Sejatinya manusia terlahir dalam keadaan suci dan bersih tanpa noda, hal ini sejalan dengan hadits nabi Kullu Mauludin Yuladu ‘alal Fitroh...