Assalamu'alaikum Wr, Wb.
Diera multi media saat ini, kita dipermudah mengakses segala kebutuhan melalui search/browsing di dunia maya semua tersedia dengan berbagai ragam pilihan. Kali ini perkenankan saya memberikan pilihan berkaitan dengan pelaksanaan ibadah sholat I'ed Fitri 1433 H berupa materi khutbah yang diambil dari berbagai sumber mengenai tujuan akhir dari ibadah puasa yaitu "Taqwa" dengan judul "Buah Manis dari Taqwa" mudah-mudahan bermanfaat.
BUAH MANIS DARI TAQWA
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أََنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا
بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا
الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ
وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3x wa lillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Jika hari-hari kemarin selama
sebulan penuh kita semua melakukan ibadah puasa, maka pagi ini adalah saatnya
bersuka cita dengan cara membasahkan lidah kita melalui kalimat tahmid dan
tahlil mudah-mudahan hari ini menjadi
hari kemenangan. Bulan penuh ampunan dan maghfirah baru saja telah mengurangi
umur kita pada tahun ini untuk siap-siap kembali pada tahun berikutnya. Bisa
jadi, kita masih bertemu dengan bulan ini pada tahun berikutnya, namun tidak
menutup kemungkinan, ramadhan lalu adalah ramadhan terakhir yang kita lakukan
di dunia ini.
Di hari yang mulia ini, Idul Fitri,
marilah kita muhasabah dan introspeksi sejenak. Kita tanyakan kepada diri kita
masing-masing. Sebuah pertanyaan, “Ramadhan ke berapakah ramadhan kemarin sejak
kita menginjak dewasa?” Jawabannya memang sangat bervariasi, bisa satu, dua,
tiga…….lima, sepuluh, belasan, bahkan yang ke sekian puluhan kali. Dan
pertanyaan selanjutnya, pertanyaan yang terpenting, “Apakah kita sudah mampu
menjadi produk ramadhan ? Sudahkah amalan yang kita kerjakan pada bulan
ramadhan berbekas dalam diri kita pada bulan-bulan setelahnya? Untuk menjadi
insan-insan yang bertakwa.
Karena itulah sangat penting bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat orang yang bertakwa. Penting sebagai muhasabah kita. Apakah ramadhan kita yang lalu betul-betul mencetak karakter dan sifat takwa dalam diri kita ataupun tidak. Diantara sifat-sifat Muttaqin yang disebutkan Allah terdapat dalam surat adz-Dzaariyaat :15-19. Allah swt berfirman,
Karena itulah sangat penting bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat orang yang bertakwa. Penting sebagai muhasabah kita. Apakah ramadhan kita yang lalu betul-betul mencetak karakter dan sifat takwa dalam diri kita ataupun tidak. Diantara sifat-sifat Muttaqin yang disebutkan Allah terdapat dalam surat adz-Dzaariyaat :15-19. Allah swt berfirman,
إِنَّ
الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
ءَاخِذِينَ مَآءَاتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ
مُحْسِنِينَ كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ
الَّيْلِ مَايَهْجَعُونَ وَبِاْلأَسْحَارِ
هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ وَفِي أَمْوَالِهِمْ
حَقُّ لِّلسَّآئِلِ وَالْمَحْرُومِ
“Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air. Sambil
mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sungguh, sebelum
itu, mereka ketika di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka
sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon
ampun (kepada Allah). Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin
yang meminta dan orang miskin yang menjaga dirinya dari meminta-minta.”
Di dalam ayat-ayat yang mulia ini,
Allah menyebutkan tiga ciri orang bertakwa; yaitu (1) Berbuat Baik, (2) Sedikit
Tidur dimalam Hari dan Selalu Mohon Ampunan Allah, (3) Gemar bersedekah.
Allahu
Akbar 3x wa lillahil Hamd
Jama’ah shalat iedul fitri
rahimakumullah….,
Sifat orang bertakwa yang pertama
adalah ذَلِكَ
مُحْسِنِينَ (berbuat baik).
Berbuat baik dalam segala hal
seharusnya dilakukan oleh para alumni-alumni ramadhan. Mengapa demikian pada
saat ramadhan kita diajarkan untuk berbuat baik karena didalamnya kita dilatih
untuk mendahulukan kepentingan orang banyak dibandingkan egois kita sendiri.
Rasulullah bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ
أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ
طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ
اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ
عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ،
وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ
لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ (روه مسلم)
Dari
Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai
kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya
hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan
Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib)
seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu
menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh
jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.
Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah
dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka
ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi
malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan
siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.
Maka
berbuat baiklah selagi kita dapat dan mampu melakukannya, rasanya tidaklah
merugi jika seseorang menebarkan kebaikan kepada yang lain justru sebaliknya
berbuat baik akan membawa kebahagiaan bagi pelakunya.
Allahu
Akbar 3x wa lillahil Hamd
Jama’ah shalat iedul fitri
rahimakumullah….,
Kedua adalah Sedikit Tidur dimalam
Hari dan Selalu Mohon Ampunan Allah.
Teladan paling agung dalam masalah
ini adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sendiri. Suatu hari…
Atha’, ‘Ubaid bin Umair dan Abdullah bin Umar bertamu ke rumah Ummul Mukminin
-Aisyah, salah satu istri Rasululloh tercinta. Abdullah bin Umar pun bertanya
kepada ibunda Aisyah, “Wahai ibunda, dalam kehidupan Rasululloh, kejadian
apakah yang paling menakjubkan ?.”
Ketika diingatkan dengan orang yang
paling dicinta, Ummul Mukminin –Aisyah- tidak bisa menutupi kerinduannya kepada
Rasululloh, suaminya tercinta. Ia menangis.., air mata berlinang membasahi
pipinya. Teringat kepada Rasul mulia, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Dan dengan sesenggukan isak
tangisnya, ia menjawab, “Duhai saudaraku, semua kehidupan Rasululloh adalah
menakjubkan.” “Baiklah. Akan aku ceritakan kisah yang paling menakjubkan dari
beliau.” Lanjut ummul mukminin, Aisyah.
“Pernah, suatu malam…., yaitu ketika
malam giliranku, kami sudah berada di tempat pembaringan. Kulitku dan kulit
beliau sudah bersentuhan. Namun.., beliau meminta izin kepadaku, “Duhai Aisyah,
izinkanlah aku untuk beribadah kepada Rabb-ku.” Aku menjawab, “Wahai
Rasululloh, aku ingin dekat denganmu, dan siap melayanimu.” Namun Rasululloh tetap
ingin beribadah pada malam itu.
Beliau mengambil air wudhu, dan
shalat. Bermunajat dan bersimpuh di hadapan Allah dengan penuh kekhusyukan.
Ketika berdiri dalam shalatnya, beliau menangis dengan mata berlinang airmata.
Ketika duduk beliau memuji Allah, kemudian menangis, dan air mata beliau yang
suci membasahi hijrnya (tempat shalatnya). Dan ketika selesai shalat, beliau
berbaring dengan posisi miring ke kanan dan meletakkan tangannya di bawah
pipinya, beliau pun juga menangis, dan aku melihat airmata beliau membasahi
bumi. Beliau melakukan shalat dan menangis seperti itu hingga Bilal bin Rabbah
datang untuk mengumandangkan adzan yang pertama.
Kemudian Bilal berkata, “Shalat
wahai Rasululloh.” Tetapi ketika melihat orang yang paling dicintainya menangis
sedemikian rupa, Bilal bin Rabbah, shahabat yang menjadi mu’adzin beliau, juga
menangis sesenggukan…, dan berkata dengan nada sedu-sedan,
يَا
رَسُوْلَ اللهِ لِمَ تَبْكِي وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ وَمَا
تَأَخَّرَ
Wahai Rasululloh, kenapa anda
menangis…..padahal bukankah Allah sudah mengampuni dosa anda, baik yang telah
lalu maupun yang terkemudian ?” Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
menjawab,
أَفَلا
أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا
Tidak bolehkah aku menjadi hamba
yang bersyukur ?.” (Ibnu Hibban, no 620)
Subhanallah. Manusia mulia, yang
ma’shum; terhindar dari dosa, dan manusia yang paling baik kualitas imannya dan
paling tinggi takwanya saja masih senantiasa melaksanakan shalat malam dengan
berlinang air mata. Maka kita, sebagai umat beliau, yang tidak memiliki jaminan
sejengkal tempat pun di jannah nanti lebih pantas untuk memperbanyak ibadah
kita kepada Allah Ta’ala.
Adakah yang kita harapkan selain
ampunan dari Allah atas segala kesalahan dan dosa kita?
Para ulama’ menyebutkan bahwa taubat
dan beristighfar dari dosa adalah wajib. Oleh karenanya Allah berfirman, “….dan
siapa yang tidak bertaubat maka dia adalah orang yang zhalim.” (al-Hujuraat:
1). Orang yang tidak bertobat, tidak beristigfar dan tidak mau mengakui
kesalahan dengan memohon ampunan Allah adalah orang zhalim. Pikirannya picik,
karena tidak mau mengakui dosanya padahal Rasululloh pernah bersabda,
كُلُّ
بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap anak adam adalah berbuat
dosa, dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang mau
bertaubat.” (Ibnu Majah, no 4251)
Dalam hadits lain Rasulullah SAW
juga bersabda:
التاَّ
ئِبُ مِنَ الذَنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
Orang yang bertaubat dari dosanya
seperti orang yang tidak menyandang dosa (HR. Thabrani).
Allahu Akbar 3x wa Lillahil Hamd
Jama’ah shalat Iedul Fitri
Rahimakumullah….
Adapun sifat yang ketiga adalah
Gemar Bersedekah
(وَفِي
أَمْوَالِهِمْ حَقُّ لِّلسَّآئِلِ وَالْمَحْرُومِ) “ dan dalam hartanya ada hak bagi
peminta-minta, dan orang miskin yang menahan diri dari meminta. Maksudnya, ia
gemar bersedekah dan memberikan sebagian rizki yang diberikan Allah kepadanya
untuk orang lain yang membutuhkan.
Sering kali kita bertanya,
“Sedemikian pentingkah bersedekah sehingga Allah selalu mengulang perintah
bersedekah ini dalam banyak ayat-Nya?”
Jawabannya adalah Ya. Allah
memerintahkan kita untuk bersedekah karena kebaikannya akan kembali kepada diri
kita. Allah berfirman, “Dan harta apa saja yang baik, yang kamu nafkahkan (di
jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri.” (al Baqarah : 272).
Jama’ah shalat Iedul Fitri
Rahimakumullah….
Pada suatu hari, ada seseorang yang
meninggal dunia. Dan ketika dipekuburan, ada seorang shalih bertanya kepada
orang yang di sampingnya, “Kamu tahu, apa yang diinginkan oleh si fulan yang
sedang dikuburkan ini?” “Ya.”, “Apa
itu?” “Ia pasti ingin dikembalikan ke dunia, agar bisa menambah pundi-pundi
amal kebajikannya.”“Kamu benar, tetapi itu tidak mungkin. Oleh karenanya,
mumpung kita masih hidup dan diberi kesempatan oleh Allah mari kita
memperbanyak amal shaleh kita.”
Tidak ada orang yang meninggal kecuali ia ingin kembali ke dunia; kalau ia orang baik, ia ingin kembali ke dunia untuk menambah amal shalihnya agar bisa meninggikan derajatnya di sisi Allah, sedang kalau ia orang fajir, ia juga ingin kembali ke dunia untuk beramal shaleh sebanyak-banyaknya agar bisa memperingan siksanya.
Sufyan bin Uyainah Rahimahulloh berkata :
أَّشَدُّ
النَّاسِ حَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلاثَةٌ
رَجُلٌ كَانَ لَهُ عَبْدٌ فَجَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَفْضَلُ عَمَلًا مِنْهُ
وَرَجُلٌ لُهُ مَالٌ فَلَمْ يَتَصَدَّقْ مِنْهُ فَمَاتَ فَوَرَّثَهُ فَتَصَدَّقَ مِنْهُ
وَرَجُلٌ عَالِمٌ لَمْ يَنْتَفِعْ بِعِلْمِهِ فَعَلَّمَ غَيْرَهُ فَانْتَفَعَ بِهِ
رَجُلٌ كَانَ لَهُ عَبْدٌ فَجَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَفْضَلُ عَمَلًا مِنْهُ
وَرَجُلٌ لُهُ مَالٌ فَلَمْ يَتَصَدَّقْ مِنْهُ فَمَاتَ فَوَرَّثَهُ فَتَصَدَّقَ مِنْهُ
وَرَجُلٌ عَالِمٌ لَمْ يَنْتَفِعْ بِعِلْمِهِ فَعَلَّمَ غَيْرَهُ فَانْتَفَعَ بِهِ
“Orang yang paling besar
penyesalannya pada hari kiamat nanti ada tiga; yaitu,
1.
Seorang
tuan yang memiliki budak, namun ternyata pada hari kiamat nanti amal budaknya
lebih baik daripada amalnya;
2.
Orang
yang memiki harta namun ia tidak menyedekahkannya, lalu ia meninggal dunia
sehingga hartanya diwariskan kepada ahli warisnya dan mereka menyedekahkannya;
dan
3.
Seorang
alim (berilmu) yang tidak mengamalkan ilmunya, lalu ia mengajarkan kepada orang
lain sedang ia mengamalkannya.
( Shifatush Shafwah : 2/235).
Dan terkhusus kepada segenap ibu-ibu
dan semua kaum wanita…, kami berwasiat sebagaimana apa yang dinasehatkan oleh
Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Setelah beliau menyampaikan khotbah
Idul fitri, beliau mendatangi kaum wanita dan bersabda,
يَا
مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ ، فَإِنِّى أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ
النَّارِ
“Wahai segenap kaum wanita…,
bersedekahlah, dan perbanyaklah istighfar karena aku melihat kalian adalah
mayoritas penghuni neraka.”
وَبِمَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ
Karena sebab apa wahai Rasululloh ?”
tanya mereka.
تُكْثِرْنَ
اللَّعْنَ ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ
Karena kalian banyak melaknat dan
mengkufuri pemberian suami.” Jawab Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
(HR. Bukhari-Muslim).
Itulah tiga sifat orang bertakwa
yang dijanjikan jannah oleh Allah Ta’ala.
جنة
ما لاعين راعت ولا اذن سمعت ولا خطر على
قلب البشر
"kenikmatan jannah, itu tidak terlihat oleh mata, tidak
pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh sanubari manusia."
Semoga kita dimudahkan, dan diberi
taufik oleh Allah untuk mengamalkan amalan-amalan ahli jannah ini. Amin.
Akhirnya mari kita bermunajat kepada
Allah SWT :
امين يارب العالمين
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum
muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang
telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan
Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ
وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ
الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan
lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ
أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ
لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً
لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami
untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami
untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang
menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi
kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi
kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ
بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ
وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ
عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا
أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ
يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami
rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat
kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan
anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala
musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui
pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia
warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan
agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan
puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang
tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمِ لاَ
يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَسْبَعُ وَمِنْ
دُعَاءِ لاَيُسْمَعُ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari ilmu yang tak bermanfaat, dari hati yang tak khusyu dan jiwa yang tak
pernah merasa puas serta dari doa yang tak didengar (Ahmad, Muslim, Nasa’i).
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami
kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah
kami dari azab neraka.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ
عَلَى
اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar