Sejatinya manusia terlahir dalam keadaan suci dan bersih tanpa noda, hal ini sejalan dengan hadits nabi Kullu Mauludin Yuladu ‘alal Fitroh, kemudian beberapa teori juga banyak yang membahas tentang ini antara lain Jhon Locke dengan asas empirisme menyatakan bahwa “seseorang terlahir kedunia seperti kertas kosong atau meja yang dilapisi oleh lilin (Tabula Rasa)”. Kemudian Jean Jacques Rousseau dengan asas naturalisme menyebutkan bahwa “seseorang terlahir ke dunia dalam pembawaan baik, kemudian menjadi buruk oleh campur tangan manusia, tidak ada manusia yang terlahir buruk”. Jika manusia itu lahir dalam keadaan suci, bersih dan baik, maka pertanyaannya kenapa masih banyak keburukan yang dilakukan manusia?
Sudah
banyak penelitian mengenai hal di atas, intinya adalah pendidikan dan
lingkungan sangat mempengaruhi sifat dan prilaku manusia. Hal ini dapat di
kluster menjadi tiga hal :
1.
Pendidikan yang tidak baik dan berada di lingkungan
yang tidak baik, tentunya akan melahirkan
keburukan-keburukan.
2.
Pendidikan yang baik tetapi berada dalam
lingkungan yang buruk, masih memungkinkan adanya potensi kebaikan dan keburukan
sifat manusia.
3.
Pendidikan yang buruk tetapi berada dalam
lingkungan yang baik, juga masih memungkinkan adanya potensi kebaikan dan keburukan
sifat manusia.
Pertanyaannya
selanjutnya, apakah ada jaminan jika kita berpendidikan baik kemudian berada
dalam lingkungan yang baik akan menjamin sifat manusia menjadi baik? jawabannya
belum tentu.
Untuk
itu, tentunya kita sepakat ketika ada keburukan kita pasti menolaknya, tetapi
bagaimana jika kita yang melakukan keburukan itu? maka kita akan mati-matian
mempertahankan dengan segala cara.
Bagaimana
dengan kita saat ini yang sudah banyak dipengaruhi oleh pendidikan yang
disandang dan lingkungan tempat kita berada, oleh karena fitrah manusia itu
sejatinya mempunyai sifat baik, maka marilah kita selalu menebar kebaikan dalam
kondisi apapun. Paling tidak ada empat nilai dasar yang harus senantiasa kita
pegang :
1.
Selalu Memberi
Berilah
apa yang kita miliki, bisa materi, ilmu, pengalaman dan sebagainya dan yakinlah
semakin banyak memberi pasti akan semakin banyak mendapat.
2.
Selalu Menerima
Orang
yang tidak mau menerima saran, kritik cenderung mempunyai sifat buruk, maka
berlapang dada lah untuk menerima masukan dan ini semua untuk meningkatkan
kebaikan-kebaikan.
3.
Selalu Mengingatkan
Pada
saat orang disekitar kita melakukan keburukan, maka tugas utama kita
mengingatkan agar ia tidak terjerumus lebih dalam dalam keburukan itu.
4.
Selalu Menguatkan
Jika
ada orang disekitar kita yang sedang terpuruk, maka bangkitkan semangatnya,
beri motivasi agar ia selamat, maka kita bukan hanya menyelamatkan dirinya kita
juga sekaligus menyelamatkan keluarganya.
Melalui tulisan ini, saya mengajak diri saya sendiri dan kita semua untuk berlatih selalu berbuat baik, agar hidup kita yang singkat ini penuh makna bagi semesta. Cara yang paling sederhana untuk melakukan latihan ini adalah :
1.
Membuat target minimal sehari kita berbuat
kebaikan empat kali (memberi, menerima, mengingatkan, dan menguatkan)
2.
Catat seluruh kegiatan yang kita lakukan
3.
Lakukan evaluasi dan terus tingkatkan
kebaikan itu sampai akahirnya menjadi kebiasaan bahkan menjadi kebutuhan.
Pesan
bijak yang sering kita dengar adalah “Hal
baik yang sering dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan”
Semoga
bermanfaat.
Alhamdulillah, perjuangan terarah. Terima kasih atas pencerahannya. Salam 4 M
BalasHapusAlhamdulillah, perjuangan terarah. Terima kasih atas pencerahannya. Salam 4 M
BalasHapusAkan brupaya untuk tetap konsisten sembari terus bermunajat
BalasHapusselalu memberi pencerahan dari sudut pandang yg berbeda. terima kasih suhu
BalasHapus