Minggu, 28 Agustus 2011

PB3 KUNCI SUKSES MERAIH BAHAGIA DALAM RUMAH TANGGA

Kehidupan rumah tangga merupakan salah satu persoalan tersendiri bagi yang melaksanakannya. Bayangkan, dua pribadi berbeda dari latar belakang berbeda disatukan melalui akad yang luhur. Pertanyaannya apakah perbedaan ini bisa disatukan begitu saja sehingga menjadi sama ?
Jawabnya tentu tidak mungkin, namun demikian perbedaan seperti ini dapat dicarikan titik singgung yang sama.
Ada dua kepentingan berbeda dalam hal ini yang sangat sulit dipahami
oleh semua orang, berbagai penelitian yang dilakukan tidak berhasil mengatasi persoalan ini. Yang ada hanya teori-teori motivasi yang dikembangkan dan tentunya butuh proses. Muaranya adalah Keluarga Sakinah, Mawwaddah dan Rahmah.

Dari berbagai teori motivasi yang dikembangkan, pada intinya ada 3 hal penting yang harus dilalui oleh sebuah rumahtangga “suami-isteri”, yaitu PB3:

1.    PB 1 ( Pikiran Benar )
Pikiran yang benar adalah mutlak harus ditanamkan oleh suami-isteri, dari mulai proses pra nikah sampai terjadinya pernikahan beserta konsekwensi logisnya.
Pikiran benar kaitannya sangat erat kaitannya dengan niat awal menikah, untuk apa ?
Seharusnya masing-masing pasangan sudah paham betul untuk apa menikah, kalau diawal sudah tidak dilandasi pikiran tidak benar maka ongkosnya terlalu mahal untuk diterima, kalaupun dipertahankan  warna rumahtangga akan selalu kelabu.
Maka, set-back untuk me-review ingatan kita terhadap untuk apa menikah. Belum terlambat untuk berpikir benar kalaupun di awal tidak demikian, maka mulailah berpikir benar, misalnya Rumahtangga untuk bahagia dilandasi rasa saling percaya, hormat menghormati, saling kasih sayang.
Jika pikiran benar sudah ditanamkan, selanjutnya adalah membutuhkan pengorbanan untuk memahami pasangan. Jangan paksakan pasangan untuk berbuat dan bertindak serta bersikap sesuai keinginan kita, sementara waktu tahan egoisme yang tertanam yang memang bawaan.  Dalam kajian psikologis bahwa seseorang dalam memberi perhatian dan kasih sayang banyak macamnya bahkan sekalipun dalam menegur.Ini yang harus dipahami oleh semua orang.

Sebaliknya, ketika menerima perhatian dan kasih sayang terkadang tidak sesuai harapan, ini juga yang harus dipahami.Yang jelas dimulai dari pikiran benar (positive thinking) maka semua hal yang berkaitan dengan sikap masing-masing pasangan dapat diatasi dengan mudah.

2.    PB 2 ( Perkataan Benar )
Ada ungkapan sederhana “benar dahulu baru bisa baik”, apa yang kita anggap benar tetapi penyampaian salah akibatnya akan tidak baik.Berkaitan  dengan persoalan rumahtangga, Perkataan Benar (bukan dalam konteks kejujuran) menjadi kunci pokok untuk mengatasi masalah. Semua hal dimulai dari perkataan benar, maka sebelum berkata diperlukan kajian singkat, apakah pasangan akan tersinggung ? padahal tujuannya benar, tetapi jika perkataannya salah maka tujuan tidak tercapai bahkan akan semakin memperkeruh persoalan.Maka, pilih kata-kata tepat untuk menyampaikan “protes” atau “apapun” sehingga kita dapat mengucapkan selamat tinggal ketersinggungan. Pasangan senang dan tujuan tercapai.Secara naluriah, manusia mempunyai kecendrungan untuk dihargai, salah satunya melalui pilihan kata-kata yang tepat ditambah situasi yang tepat dalam penyampaiannya.
Orang bijak berkata : Jika anda ragu-ragu terhadap perkataan yang akan diungkapkan, maka pilihan terbaik adalah diam”. Dalam konteks kehidupan sehari-hari kita sering dengar orang berkata benar tetapi menyakitkan.
Yang jelas dimulai dari pikiran benar (positive thinking) dan perkataan benar,  maka semua hal yang berkaitan dengan sikap dan ketersinggungan diantara masing-masing pasangan dapat diatasi dengan mudah.

3.    PB 3 ( Perbuatan Benar )
Pikiran Benar dan Perkataan Benar belum cukup untuk membawa keluarga bahagia.
Satu hal pokok lagi yang harus diperhatikan adalah Perbuatan benar. Inilah kunci utama yang dalam bahasa sederhana adalah sikap arif dan bijaksana. Sikap arif dan bijaksana ini jarang dimiliki oleh semua orang, maka harus melalui latihan-latihan. Lagi-lagi masing-masing pasangan harus mempunyai toleransi yang tinggi untuk memahami perbedaan yang terjadi, sehingga perbuatan yang dilakukan selalu dilandasi oleh sikap arif dan bijaksana.

Kaitannya yang sangat erat dengan persoalan rumah tangga ini, sikap arif dan bijaksana ini menjadi sangat penting karena semua tindakan dan perbuatan yang dilakukan masing-masing pasangan akan beradaptasi dengan keadaan yang sebenarnya. Pengalaman psikologis membuktikan, ketika seseorang sudah sangat sulit untuk keluar dari persoalan, maka kompensasi yang dijadikan objek adalah perabotan rumahtangga yang jadi sasaran bahkan yang lebih menyedihkan adalah anak-anak yang seharusnya tidak terlibat dalam persoalan seperti  ini. Ini yang harus diwaspadai.

Yang jelas dimulai dari PB3 (Pikiran Benar (positive thinking) dan Perkataan Benar serta Perbuatan Benar (sikap arif dan bijaksana)),  maka semua hal yang berkaitan dengan persoalan rumah tangga sepelik apapun dapat diatasi dengan mudah.


KAJIAN AGAMIS
Sesungguhynya, pertanyaan sederhana yang sering muncul adalah : Kenapa persoalan rumahtangga tidak habis-habisnya untuk dikaji Karena didalamnya terdapat persoalan.

Dalam konteks ajaran Islam, Persoalan rumahtangga merupakan ibadah disisi Allah SWT. Dan bagi pelaksananya mendapat pahala.Persoalannya adalah ketika ini sudah menjadi nilai ibadah, maka musuh utamanya adalah Syetan.     Dalam Kitab suci Al-Qur’an digambarkan secara jelas bagaimana syetan mengucapkan ikrarnya kepada Allah SWT. Yang pada intinya adalah : “permintaan syetan hanya satu, yaitu diberikan kesempatan untuk mengajak manusia masuk dalam kesesatan dalam semua aspek kehidupan”.
Ketika manusia sudah sesat, maka ramai-ramai bersama syetan menjadi penghuni neraka. Na’udzubillahi min dzalik.Nah disinilah peranan penting syetan dalam membuat kisruh persoalan rumahtangga, ada-ada saja bujuk rayunya yang membuat pasangan berantakan.
    
Oleh sebab itu, P3B atau teori apapun juga namanya ketika tidak dilandasi dengan ajaran agama yang kuat, hasilnya tetap nihil. Dengan demikian kata kuncinya adalah  ora et labora (berupaya dan berdo’a).   

Insya Allah………………………………………………




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latihan Berbuat Baik (Model Implementasi 4M)

  Sejatinya manusia terlahir dalam keadaan suci dan bersih tanpa noda, hal ini sejalan dengan hadits nabi Kullu Mauludin Yuladu ‘alal Fitroh...