Senin, 21 September 2015

IMPLEMENTASI QURBAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI



Istilah “Qurban” dalam arti sempit mempunyai makna “Prosesi ibadah dalam ajaran Islam dengan melakukan penyembelihan hewan yang sudah memenuhi syarat tertentu dilaksanakan pada hari raya Idul Adha”. Sementara filosofi ibadah qurban sendiri dimulai dari ujian tingkat keimanan seorang nabi yaitu Nabi Ibrahim as yang diperintah Allah untuk menyembelih putra tercintanya yaitu Ismail.  Oleh karena itu, tidak heran setiap hari Raya Idul Adha umat Islam yang tidak melaksanakan rukun Islam ke lima, hamper diseluruh pelosok melaksanakan pemotongan hewan qurban, tak terkecuali pada tahun 2015 ini, pelaksanaan ibadah qurban pemotongan sapi tidak terpengaruh oleh naiknya harga sapi dipasaran.
Literatur mengenai Syari’at ibadah qurban sudah banyak dipahami oleh semua orang, sehingga saya akan mencoba lebih mempertajam makna Qurban bukan dalam arti penyembelihan hewan. Paling tidak ada lima hal pokok makna qurban yang harus dilakukan oleh kita semua :
1.    Berbagi rezeki disaat-saat sulit.
Pada saat senang dan rezeki melimpah semua orang dapat berqurban, tetapi pada saat-saat sulit  kita dituntut untuk berqurban, paling tidak ada niatan untuk berbagi kepada oranglain yang sulitnya dibawah kita.
    
2.    Memberikan yang terbaik kepada yang membutuhkan.
Ini menjadi penting dilakukan, karena apa yang kita berikan akan sangat bermanfaat jika yang kita berikan itu adalah yang terbaik, sehingga si penerima dapat menggunakannya sesuai kebutuhan. Inipun membutuhkan pengorbanan, karena pada saat kita akan memberi tidak jarang bisikan-bisikan syetan selalu menggoda untuk memberikan yang jelek bahkan tidak dibutuhkan oleh si penerima.

3.     Selalu bersabar ketika cita-cita belum tercapai.
Pengurbanan yang paling besar adalah bersabar, karena tidak sedikit banyak yang terjerumus untuk melakukan jalan pintas untuk meraih cita-cita, padahal sesungguhnya do’a dan upaya yang kita lakukan bukannya tidak dikabulkan atau ditunda oleh Allah, tetapi yakinlah Alah akan mengabulkannya disaat-saat kita benar-benar membutuhkannya.

4.     Merasa ikhlas ketika oranglain mendapat kesuksesan.
Penyakit yang berbahaya dalam diri manusia adalah iri dengki, sehingga banyak orang tidak ikhlas pada saat oranglain sukses, padahal apa yang menurut kita baik belum tentu baik akibatnya sebaliknya apa yang menurut kita tidak baik sesungguhnya itu baik buat kita. Dengan demikian ikhlas pun memerlukan pengurbanan.

5.     Mengingatkan keluarga, rekan kerja, teman pada saat mereka berbuat salah.
Budaya ewuh pakewuh turut mempengaruhi kondisi di atas, pada saat keluarga berbuat salah masih memungkinkan kita untuk mengingatkan bahkan melarangnya, tetapi pada saat rekan kerja dan teman apalagi atasan yang berbuat salah, ini persoalan yang kerap terjadi kita sungkan untuk mengingatkan. Maka diperlukan pengurbanan untuk hal ini, resiko terberat yang menghantui apabila kita mengingatkan atasan berbuat salah selalu dianggap tidak loyal, bahkan ada kekhawatiran posisis kita terancam, sehingga selalu mengambil “Posisi Aman”.

Dengan demikian, momentum hari Raya Idul Adha tahun 1436 H/2015 masehi ini mari kita memaknai qurban bukan hanya sebagai prosesi rutinitas penyembelihan hewan, tetapi kita maknai lebih luas yang dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.  (ahid).
Wallahu’alam Bishowwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latihan Berbuat Baik (Model Implementasi 4M)

  Sejatinya manusia terlahir dalam keadaan suci dan bersih tanpa noda, hal ini sejalan dengan hadits nabi Kullu Mauludin Yuladu ‘alal Fitroh...