Kamis, 22 Desember 2011

HUBUNGAN BAIK DENGAN MANUSIA MENGHINDARI PENYAKIT HATI


 Oleh:Arief Hidayat
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali  agama Allah dan tali perjanjian dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Ali Imron 112)
Hablum Minallah dapat didefinisan dengan hubungan Horizontal kepada Allah SWT yang sifatnya individu manusia kepada Allah sedangkan Hablum Minannas merupakan hubungan vertikal kepada manusia yang sifatnya hubungan sosial.
Hubungan kepada Allah berhubungan erat dengan pahala dan dosa, jika mengerjakan perintah Allah maka pahala baginya, sebaliknya jika melanggar perintah Allah maka berdosa baginya. Apabila manusia sudah terlalu banyak berbuat dosa, maka jalan keluarnya adalah bertobat dan minta ampunan Allah.
Selanjutnya, hubungan kepada sesama manusia erat kaitannya dengan kenyamanan dan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika dalam berhubungan selalu menebar kebaikan maka ketertiban dan kenyaman serta suasana kondusif akan terwujud, sebaliknya jika dalam berhubungan selalu saja membuat keonaran dan membuat keresahan, maka  suasana menjadi tidak tentram selalu mencekam.
Yang menghalangi hubungan vertikal dengan sesama manusia adalah penyakit yang menghinggapi manusia itu sendiri yaitu Penyakit Hati.
Paling tidak ada 6 Penyakit yang selalu hinggap dalam diri manusia, yaitu :
1.        Iri Hati : Tidak senang melihat orang lain mendapat rezeki, selalu saja iri jika melihat orang lain mendapat nikmat dari Allah. Contohnya :  Remunerasinya lebih kecil dari orang iri sehingga kinerjanya menurun.
2.        Dengki : Tidak senang jika melihat orang lain bahagia, contohnya : teman mendapat promosi dan naik pangkat dia panas dingin.
3.        Hasut/Provokator : Selalu mempengaruhi oranglain untuk berbuat yang tidak baik dalam segala hal untuk mendukung hawa nafsunya berbuat tidak baik, dalam bahasa sehari-hari orang seperti ini sering disebut “jago kompor”. Contoh : benci terhadap atasan lalu mempengaruhi oranglain untuk benci juga.
4.        Fitnah : Selalu saja menebar keburukan oranglain, bahkan tak jarang keburukannya itu dibuat-buat, sementara biasanya orang yang suka memfitnah justru dialah yang melakukan keburukan itu dan menutupi keburukannya itu melalui fitnah kepada oranglain. Contohnya : menebar issue bahwa teman untuk menduduki jabatan menyuap.
5.        Buruk sangka : selalu saja curiga kepada oranglain, apapun yang diperbuat oranglain timbul perasaan curiga, hidupnya penuh dengan jangan-jangan, jangan-jangan begini jangan-jangan begitu.
6.        Khianat/Ingkar janji : Orang seperti ini ciri-cirinya tidak bertanggungjawab, jika diserahi tugas selalu mengabaikannya.
Beberapa penelitian menunjukkan, penyakit hati seperti ini tidak jarang mengakibatkan penyakit yang lebih parah yaitu lari kepada penyakit yang sesungguhnya berupa jantung, liver, ginjal, stroke. Karena selalu saja Hatinya diliputi kecemasan,  pemikirannya dicurahkan kepada orang lain yang belum tentu mengganggu kepentingan kita. Oleh karena itu Supaya kita diliputi kehinaan dan kerendahan dihadapan Allah, maka ternyata berhubungan baik dengan Allah saja belum cukup sempurna tanpa dibarengi dengan berhubungan baik dengan sesama. Saling mengingatkan, saling menyayangi satu sama lain akan lebih baik daripada saling curiga dan sebagainya.
Bukti bahwa berhubungan baik dengan Allah tidak cukup untuk membawa kebahagiaan tergambar dari hadits rasulullah saw.
Suatu ketika Nabi Muhammad SAW bertanya kepada shahabat-shahabatnya: “Tahukah kalian siapa itu yang disebut orang bangkrut?” Mereka pun menjawab, “Kalau di kita, orang bangkrut ialah orang yang sudah tak lagi punya uang dan barang.”
Ternyata Nabi Muhammad SAW mempunyai maksud lain. Terbukti beliau berkata: “Sesungguhnya orang bangkrut di antara umatku ialah yang datang di hari kiamat kelak dengan membawa pahala-pahala salat, puasa, dan zakat; namun dalam pada itu sebelumnya pernah mencaci ini, menuduh itu, memakan harta ini, mengalirkan darah itu, dan memukul ini. Maka dari pahala-pahala kebaikannya, akan diambil dan diberikan kepada si ini dan si itu, kepada orang-orang yang yang telah ia lalimi. Jika pahala-pahala kebaikannya habis sebelum semua yang menjadi tanggungannya terhadap orang-orang dipenuhi, maka akan diambil dari keburukan-keburukan orang-orang itu dan ditimpakan kepadanya; kemudian dia pun dilemparkan ke neraka.” (Dari hadis shahih riwayat imam Muslim bersumber dari shahabat Abu Hurairah). Na’udzu billah min dzalik.
Mudah-mudahan kita semua terhindar dari berbagai penyakit hati dengan selalu menjaga hubungan baik antar sesama manusia sesuai ajaran Islam agar kita tidak diliputi kehinaan dan kerendahan baik dihadapan Allah SWT maupun dalam hubungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latihan Berbuat Baik (Model Implementasi 4M)

  Sejatinya manusia terlahir dalam keadaan suci dan bersih tanpa noda, hal ini sejalan dengan hadits nabi Kullu Mauludin Yuladu ‘alal Fitroh...