Hari ini saya sudah posting
melalui media sosial mengenai makna hari Pahlawan, rasanya kurang lengkap kalau
hari ini pula ada moment penting dalam sejarah kehidupan saya dan keluarga
yaitu 20 tahun lalu tepatnya 10 November 1996 saya dipertemukan oleh Allah SWT
dengan seorang wanita pendamping hidup yang saat ini menjadi isteri saya. Ia
adalah Ekawati yang telah melahirkan dua anak kami yang alhamdulillah keduanya
sudah belajar mandiri melaksanakan tugas belajarnya jauh dari kami. Dika Shafira
Hidayat yang saat ini berada di Yogyakarta studi dengan pilihannya sendiri di
Fakultas Ilmu Budaya jurusan Sastera Inggris, kemudian Aulia Farihah Hidayat
yang juga dengan keinginannya sendiri saat ini ada di Solo di Pondok Pesantren
Modern Islam Assalam Kelas III MTs. Kami berdua (saya dan Isteri) selalu berdoa
semoga anak-anak kami selalu dilindungi Allah dan selalu dimudahkan urusannya.Rasanya perjalanan pernikahan
kami baru kemarin, padahal sudah 20 tahun. Betul kata orang bijak :”jika kita
melakukan sesuatu pekerjaan dengan rasa senang dan ikhlas, maka perjalan waktu
tidak terasa”. Dalam kesempatan ini saya
coba mendeskripsikan perjalan kehidupan dengan tidak bermaksud pamer atau
curhat, tetapi lebih kepada dokumentasi pribadi yang selalu menjadi bahan
evaluasi syukur-syukur dapat berbagi pengalaman.
Sudah menjadi sunatullah, pasang
surut kehidupan sudah kami lalui, masa-masa sulit pernah kami lalui (bukan
berarti saat ini sudah bersenang-senang), awal pernikahan yang dari tidak punya
apa-apa dan bukan siapa-siapa tetapi
seiring perjalan waktu seolah-olah hari ini untuk waktu-waktu sebelumnya tidak
pernah terjadi apa-apa. Pernah dalam masa-masa sulit kami hadapi begitu
beratnya hanya untuk membeli susu anak, begitu beratnya disaat memberi bantuan
kepada sanak saudara, dari mulai kesana kemari berjalan kaki dan seterusnya.
Namun entah keajaiban atau apa namanya saya tetap yakin ada campur tangan Allah
yang Maha Kuasa dalam kehidupan ini, masa-masa itu kami lalui begitu saja.
Ternyata, hari ini saya sadar sesadar-sadarnya bahwa lagi-lagi saya
dan isteri selalu iikhlas dan sabar menghadapi apapun. Apakah hari ini setelah
20 tahun masa-masa sulit telah berlalu, jawabannya sudah pasti belum karena
masa-masa itu akan terus ada untuk masa-masa yang akan datang yang tentunya
dengan masa-masa sulit lainnya. Saya dan isteri beserta anak-anak kami
tersayang selalu berserah kepada Allah sang pencipta, pilihan Allah lah yang terbaik
saya dan keluarga tentunya kita semua hanya menjalaninya saja, sekali lagi kata
kuncinya adalah sabar dan ikhlas.
Itulah sekelumit cerita mengenai
perjalanan 20 tahun lalu saat saya dan isteri dari awal membangun sebuah
keutuhan menuju ridho Allah.
Anak-anakku tetap semangat, raih
cita-citamu dengan ketekunan dan kesabaran dan isteriku tercinta tetaplah kita
dalam kondisi seperti ini, kondisi dimana kita dapat melalui perjalanan selama 20 tahun lalu sampai hari ini,
perjalanan akan terus berlanjut entah sampai kapan ? wallahu’alam bishowwab.
(ahid, 10 November 2016 : 13.50).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar