46 tahun lalu tepatnya tangal 4 September 1968 saya lahir disebuah Kabupaten di Propinsi Lampung yaitu di Kotabumi Lampung Utara dari Pasangan ayah : H. Achmad (1926 – 1989) dan ibu : Hj. Chopsyah (1930 – 2002) Ya allah sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka menyanyangiku sewaktu kecil. Saya anak terakhir dari tujuh bersaudara, semua saudara kandung saya alhamdulillah masih sehat wal’afiat bersama keluarganya masing-masing.
Sengaja saya menulis catatan di hari ini (4
September 2014) adalah saya ingin mengatakan bahwa Allah itu selalu sayang kepada
hamba-Nya, khususnya kepada saya, betapa tidak begitu banyak anugerah berupa,
rezeki..kesehatan..kebahagiaan.. yang saya dapat sejak saya lahir sampai
saat ini.
Diantara sayang-Nya Allah kepada saya adalah saya
dibesarkan dalam keluarga yang taat beribadah sehingga itu masih membekas
kepada diri saya, kemudian dimasa sekolah saya selalu berprestasi dan dimasa
kuliah saya mendapat bea siswa, saya tidak pernah menganggur (tanggal 22 Juli
1992 saya ujian skripsi dan lulus, lalu
awal Agustus 1992 saya mengikuti test Calon Pegawai Negeri Sipil di Pengadilan
Tinggi Agama Palembang/saat itu masih dibawah Departemen Agama sejak 2006
menjadi satu atap dengan Peradilan lainnya dibawah Mahkamh Agung RI dan saya
dinyatakan lulus). Berikutnya belum mengetahui saya akan ditempatkan dimana,
namun saya dikirim mengikuti pendidikan Panitera Pengganti 1 tahun di Kota Bandung.
Selesai mengikuti pendidikan yang sudah diberi gaji
dan biaya pendidikan oleh negara dengan hasil memuaskan, lalu saya mendapat SK
penempatan di Pengadilan Agama Kalianda dan pada saat itu karena saya Sarjana
sementara pejabat yang ada saat itu tingkat pendidikannya SMA maka saya
langsung memimpin di kesekretariatan menjadi wakil sekretaris. Darah organisasi
(waktu kuliah saya aktifis HMI dan menjadi Ketua Korkom) masih saya rasakan
sehingga saya tidak kesulitan beradaptasi dengan masyarakat Kota Kalianda saya
langsung menjadi pengurus KNPI dan menjadi sekretaris di Kabupaten Lampung
Selatan, saya juga menjadi fungsionaris Golkar dan tahun 1999 diberi pilihan
tetap dipartai menjadi anggota Dewan atau pilih PNS. Memang pilihan sulit..
namun saya memilih berkarier sebagai PNS sampai sekarang.
Sayang-nya Allah kepada saya yang lain adalah tanggal
10 Nopember 1996 saya diberi pendamping seorang isteri wanita sholehah bernama
Ekawati alumni IAIN adik tingkat saya waktu kuliah dulu dan alhamdulillah dikaruniai Dua anak
yang sholehah dan cantik yaitu Dika Shafira Hidayat (22 Agustus 1997) dan Aulia
Farihah Hidayat (27 Pebruari 2002).
Untuk urusan karier di PNS alhamdulillah semua saya
rasakan berjalan baik, karier demi karier saya lalui di Propinsi Lampung
ditempatkan di Lampung Selatan, Tulang Bawang, Kota Bandar Lampung, Provinsi
Lampung sampai akhirnya sejak 25 April 2013 saya bertugas di Provinsi Jawa Tengah
sampai sekarang.
Terakhir sayang-Nya Allah kepada saya dan keluarga,
anak saya yang kedua ananda Aulia Farihah Hidayat begitu lulus tingkat Sekolah
Dasar minta untuk masuk Pondok Pesantren lalu jatuhlah pilihan di Pondok
Pesantren Assalam Kota Surakarta/Solo sejak 10 Agustus 2014 lalu, lalu anak
saya pertama Dika Shafira Hidayat masih kelas III SMA disalah satu SMA
RSBI/Rintisan Sekolah Berstandar Internasional di Bandarlampung yang sekarang status RSBI sudah dihapus, ananda Dika juga
banyak berprestasi diantaranya seringnya menjuarai lomba pidato berbahasa
Inggris (semoga kedua anakku menjadi anak sholehah taat kepada Allah, berbakti kepada
ayah ibu dan berguna bagi masyarakat bangsa dan negara).
Dari catatan di atas, yang akan saya katakan betapa
sayang-Nya Allah kepada saya dan keluarga saya sehingga saya selalu diberi
kemudahan dalam semua urusan, maka hati kecil saya selalu berkata “Maka nikmat
Tuhan mana lagi yang akan kamu dustakan wahai Arief Hidayat...”
Tentunya ini semua membuat saya semakin yakin
terhadap kebesaran Allah... namun jujur ketaatan saya kepada Allah masih jauh
dari sayangnya Dia kepada saya.
Maka dihari penting ini saya bersyukur dan selalu
bersyukur atas anugerah yang diberikan Allah kepada Saya dan keluarga saya. Terlebih keluarga, teman dan kerabat yang sudah memberikan do'a kepada saya, terakhir saya kutip sebagian bait dari Rabiatul Adawiyah : "...Ya Allah aku tak pantas masuk Surga-Mu, namun aku sangat tidak kuat menerima siksa di Neraka-Mu." wallahu'alam bishowab. Mari selalu berusaha menuju kebahagiaan dengan selalu mengharapkan sayang-Nya Allah kepada kita semua. (ahid : 11.35)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar