Seringkali kita mendengar zona nyaman bahkan lebih familiar dengan istilah comport zone. Menurut pakar Behavioural Psychology, A.K. White bahwa zona nyaman adalah sebuah keadaan di mana seseorang merasa terbiasa dan nyaman karena mampu mengontrol lingkungannya. Banyak sekali kita jumpai tipe orang yang merasa nyaman dengan kondisi saat ini, hal ini wajar karena ketika ia melakukan aktifitas nyaris tidak mengalami hambatan dan tantangan, sehingga yang terjadi adalah type orang seperti ini selalu terjebak dalam rutinitas, kalau ia seorang pekerja maka ia akan merasa nyaman pada saat ia menerima salary atau gaji yang sudah mencukupi kebutuhan yang ia inginkan, biasanya kecenderungan tipe ini selalu apatis terhadap lingkungan kerjanya, yang penting kerjaannya sendiri selesai dan tidak peduli dengan peningkatan organisasi. Kalaupun ada ancaman terhadap kelangsungan organisasi ia selalu mencari posisi aman dan tidak pernah mau ikut mengambil risiko.
Berbagi tidak harus menunggu berharta dan berilmu, berbagilah apa yang kita punya walaupun sedikit.
Selasa, 23 Juni 2020
Minggu, 21 Juni 2020
Segera Ganti Kecewa dengan Bahagia (seri inspiratif)
Perasaan kecewa adalah
situasi apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Perasaan
seperti ini wajar dialami oleh kita ketika menghadapi situasi di atas, tetapi
menjadi tidak wajar jika kecewa itu berkepanjangan sehingga sebagian aktifitas
terganggu. Menurut Kartono dan Gulo dalam bukunya Kamus Psikologi (1987) menyebutkan
bahwa, psikosomatis adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan-tekanan
emosional dan psikologis atau gangguan fisik yang terjadi sebagai akibat dari
kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi. Hal ini sejalan
dengan pendapat Hakim T dalam bukunya Mengatasi Gangguan mental dan fisik (2004)
juga menyebutkan bahwa keluhan-keluhan psikosomatis dapat berupa, jantung
berdebar-debar, sakit maag, sakit kepala (pusing, migren), sesak nafas dan lesu.
Dengan demikian ternyata kecewa yang berkepanjangan akan berbahaya bagi
kesehatan pisik kita. Selain itu kecewa yang berkepanjangan juga akan mempengaruhi
produktifitas kita dalam bekerja.
Untuk itu, pada saat
kekecewaan datang karena hasil usaha tidak sesuai yang diharapkan, maka
segeralah ganti kecewa dengan perasaan bahagia. Secara teori mudah tetapi dalam
praktek susah dilaksanakan. Maka mulailah latihan untuk mengganti rasa kecewa
dengan perasaan bahagia, paling tidak sesi latihan ini jika dilakukan terus
menerus hasilnya akan nampak, yaitu disaat menghadapi rasa kecewa, perasaan itu
tidak akan berlangsung lama. Ini sangat dimungkinkan karena sudah terbiasa.
Orang-orang sukses selalu
memulai nya dari kegagalan-kegagalan usaha yang dilakukan, lantas kemudian dari
kegagalan itu dijadikan pelajaran atau evaluasi apa penyebab kegagalan
tersebut. Orang-orang ini tangguh dan terlatih menghadapi kekecewaan, tidak
mudah menyerah. Oleh karena itu jangan lah kecewa yang berkepanjangan, selain
mengakibatkan penyakit fisik juga membuat tidak produktif. Bagi kita yang
meyakini adanya Tuhan Sang Pencipta, ketika kekecewaan ini datang kita wajib
berperasangka baik kepada Tuhan (khusnudzon), mungkin Sang Pencipta yang
lebih mengetahui apa yang terbaik buat
kita. Saya akan mengutip ayat dalam Al-Qur’an yang memberi motivasi buat kita
untuk tidak berlama-lama dalam kekecewaan :
وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ
وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ
وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
... tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS.2 : 216)
Segeralah ganti kecewa dengan bahagia, semoga ... (ahid).
Minggu, 14 Juni 2020
Orang Tangguh Adalah Yang Mampu Beradaptasi (seri inspiratif)
Ketangguhan seseorang
tercermin dari sikap dan perilaku, orang tangguh terlihat tenang dalam
menghadapi semua persoalan, sesulit apapun persoalan yang dihadapi ia akan
berhasil keluar mengatasinya.
Sesunggunya kita tidak
dapat menghindari persoalan, tetapi didalamnya ada dua pilihan yaitu menyerah
atau melawan, tinggal kita mau pilih yang mana. Terkadang kita pesismis dalam
mengatasi persoalan, padahal rasa pesimis itu justru berkontribusi besar
dalam kegagalan dalam mengatasi persoalan. Harusnya dalam setiap situasi apapun
ketika menghadapi persoalan kita senantiasa harus optimis, karena optimis itu
mampu menambah energi positip untuk keluar dari persoalan maupun beban hidup.
Sudah menjadi fitrah
manusia, bahwa tujuan hidupnya untuk berhasil (survival) dan sukses
dalam semua tantangan yang dihadapi, tetapi tidak sedikit yang gagal ketika
akan mencapainya. Biasanya persoalan akan muncul pada saat kita masuk dalam lingkungan
baru, ini disebabkan lingkungan baru itu suasananya tidak seperti yang kita
harapkan. Contoh kongkritnya adalah di masa pandemi covid 19, sebelum adanya
pandemi ini kebiasaan kita hidup bermasyarakat bebas, tetapi begitu pandemi
covid terjadi, maka suasana baru muncul, yaitu wajib menggunakan masker,
menjaga jarak (phyisical distancing), menghindari kerumunan (social
distancing), himbauan cuci tangan dan sebagainya.
Tangguh atau tidaknya seseorang akan terlihat dari sikapnya menghadapi suasana baru pandemi covid 19, orang yang tangguh akan menyikapi suasana pandemi covid ini dengan tenang dan langsung menyesuaikan diri (adaptasi), ia mulai membiasakan diri menggunakan masker, selalu cuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas, menghindari kerumunan, tidak melakukan aktifitas yang tidak perlu di luar rumah. Sebaliknya bagi yang tidak tangguh dalam menghadapi kondisi covid 19 ini selalu mengeluh dengan kondisi dan tidak berusaha untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan, seolah tidak percaya jika pandemi ini sangat berbahaya.
Begitu juga contoh lainnya
dalam pekerjaan, apabila kita tidak cepat beradaptasi dengan lingkungan baru,
maka kita akan kesulitan mencapai keberhasilan dan kesuksesan, kita akan
memaksakan kebiasaan lama, padahal kebiasaan tersebut sudah ditinggalkan
dilingkungan baru. Untuk itu jika kita akan berhasil dan sukses maka segeralah
beradptasi dengan situasi dan kondisi yang ada.
Jangan pesimis, karena kita sebagai manusia telah dikaruniai modal yang sungguh luar biasa dari Allah SWT. Bagi orang yang normal, pasti akan menjawab dengan “tidak” ketika ada pertanyaan “apakah sebelah kaki anda akan anda jual dengan nilai Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta) ?” berarti kita sudah punya modal 1 milyar dari dua kaki kita, belum lagi dengan indera tubuh lainnya, ternyata kita semua sungguh sangat punya modal yang besar, harusnya kita bisa optimis menghadapi semua persoalan yang pada gilirannya kita dapat mencapai keberhasilan dan kesuksesan disituasi apapun. (ahid).
Langganan:
Postingan (Atom)
Latihan Berbuat Baik (Model Implementasi 4M)
Sejatinya manusia terlahir dalam keadaan suci dan bersih tanpa noda, hal ini sejalan dengan hadits nabi Kullu Mauludin Yuladu ‘alal Fitroh...

-
Sudah 3 tahun saya tidak mempublish informasi ke blog pribadi ini, kesibukan yang begitu padat menyita waktu hanya untuk menulis be...
-
Sejatinya manusia terlahir dalam keadaan suci dan bersih tanpa noda, hal ini sejalan dengan hadits nabi Kullu Mauludin Yuladu ‘alal Fitroh...
-
Seringkali kita mendengar zona nyaman bahkan lebih familiar dengan istilah comport zone . Menurut pakar Behavioural Psychology , A.K. W...